AYO MEMURIDKAN
Ayo Memuridkan
Mengembangkan
Pelayanan Pemuridan yang Bermultiplikasi
Latar belakang
Berbekal dari keputusan sinode Gereja
Kristus Tuhan, tahun 2018 akan dimulai suatu gerakan pemuridan bagi seluruh
gereja GKT di Indonesia. Gerakan tersebut ternyata memacu penulis untuk membuat
suatu buku yang dapat membantu kita dalam mempersiapkan gerakan pemuridan di
dalam gereja. Namun, apabila kita teliti lagi, buku ini sebenarnya bukan
berdasarkan dari keberhasilan seperti buku-buku pada umumnya. Buku ini didasarkan
dari pengalaman kegagalan yang dialami oleh penulis ketika memulai gerakan
pemuridan.
Pada bagian awal buku tersebut, penulis
mendaftarkan beberapa alasan yang menyebabkan gerakan pemuridan berkesan
“mandeg” atau berhenti. Kita pun tidak dapat memungkiri tentang pendapat
penulis tersebut. Karena penulis menulisnya berdasarkan realita yang ada di
lapangan, dan terutama berdasarkan dari kegagalan nya dalam melakukan gerakan
pemuridan.
Bagian Cover
Pertama, kita akan membahas soal desain dari cover buku ini. Buku ini
bergambar kaki orang yang sedang menggunakan sepatu dan belakangnya diberi efek
gradasi gambar dari Yesus. Secara estetika
menurut saya bagus, tetapi disini mungkin bagi orang awam sedikit memberikan
kebingungan antara hubungan orang berjalan dengan gambar Yesus di belakangnya. Bila
saya mengartikan secara awam, mungkin gambar ini ingin menunjukan kepada para
pembaca mengenai kisah kegagalan penulis. Ia berusaha bangit dari kegagalan
yang dilaminya untuk maju melangkah kedepan. Ketika ia hendak melangkah, tak
lupa ia selalu mengharapkan campur tangan Tuhan dalam melakukan gerakan
tersebut. Salah satu bentuk penyertaan dan campur tangan Tuhan yang dialami
penulis dan yang dapat pula kita rasakan
adalah dengan terbitnya buku ini.
Desain
Ketika melihat desain tata letak dari buku ini, saya mempunyai
ekspetasi yang baik. Ekspetasi tersebut adalah kemudahan kita untuk membacanya.
Dengan format margin yang cukup banyak, kita pun kadang bisa memberikan sedikit
catatan-catatan kecil yang menurut kita penting dari bagian tersebut. Peletakan
nomor halaman pun adalah suatu yang unik dalam buku ini. Bila pada umumnya
nomor halaman diletakan di bagian atas atau bawah halaman, buku ini meletakan
penomoran halaman di tengah samping kanan buku. Sesuatu yang cukup menarik
perhatian saya ketika membaca dan melihat desain tata letak dari buku ini.
Isi
Pengalaman saya melihat desain yang simple dan terkesan moderen ini,
ternyata juga berimbas pada bagian isi. Pembahasan yang disajikan dibuat sedemikian mungkin agar mudah dipahami
oleh berbagai jenjang umur. Pembagian bab pun dibuat dengan alur berpikir yang
jelas, sehingga tidak terhilang dari fokus awal pembahasan. Bagian terakir dari buku ini pun, membantu
kita untuk beranjak dan memulai gerakan pemuridan tersebut. Langkah-langkah praktis dan penerapannya pun
dapat dengan mudah kita lakukan sendiri ataupun dalam kelompok – kelompok kecil
di dalam gereja. Panduan yang ada pun
dibuat sedemikian lengkap, agar pembaca tidak bingung dengan apa yang mereka
akan lakukan.
Kesimpulan
Apabila anda sedang bingung untuk memulai
suatu gerakan pemuridan, buku ini akan memberikan solusinya kepada anda. Dengan
bahasa yang dapat dipahami dengan mudah, desain yang kekinian dan menarik
menjadi daya tarik buku ini. Ditambah lagi dengan adanya langkah-langkah
praktis yang langsung dapat kita praktekkan dalam kehidupan bergereja, menjadi
nilai plus dari buku ini.
Semua kalangan dapat membaca buku ini.
Mereka yang menjadi gembala, majelis gereja,
bahkan kaum awam dengan berbagai perbedaan latar belakang pendidikan
dapat menelaah buku ini dengan baik tanpa harus lulus dari suatu pendidikan
teologi.
Komentar
Posting Komentar