Terang yang Fungsional
Lukas 8:16-18
Sebagai orang
anak-anak Allah, kita pun kadang diibaratkan juga seperti sebuah lampu. Kita
diminta untuk dapat menjalankan fungsi kita. Kita harus menerangi sekeliling kita. Kita harus dapat
memancarkan terang Kristus kepada sekeliling kita, kepada mereka yang sedih,
kepada mereka yang tidak berdaya, mereka yang terbelenggu oleh dosa-dosa. Tetapi, sudahkah kita melakukannya?? Di jaman
sekarang ini, justru banyak anak-anak Tuhan yang tidak memancarkan terang
mereka. Mereka malah terjebak dalam belenggu keberdosaan mereka. Terang
tersebut sudah terkalahkan dengan kegelapan. Mereka yang ngakunya percaya
kepada Kristus malah terseret dalam kegelapan, dalam narkoba, seks bebas,
rokok, dsb. Kita melupakan fungsi kita sebagai anak-anak terang.
Lalu, bagaimana
seharusnya kita yang ada di sini untuk menanggapinya? Apakah kita malah
terseret mereka juga?? Melalui Lukas 8:16-18 yang telah kita baca tadi, kita akan melihat , 2 cara bagaimana kita
sebagai anak-anak terang dalam Kristus menjalankan fungsi kita yang sebenarnya.
1.
Sebagai Saksi ( ayat 16-17 )
Bila
kita perhatikan dengan seksama,Lukas 8:16-18 ini berada dalam satu perikop yang
cukup besar. Bila kita tarik dari bagian yang sebelumnya mengenai perumpamaan
penabur, dan kita gabungkan dengan perumpamaan tentang pelita ini, ada satu
tema besar yang sebenarnya ingin diangkat, yaitu bagaimana kita mendengarkan
Sabda Allah[1].
Kondisi tersebut terlihat jelas sejak awal pasal 8 ini. Disana tertulis bahwa
Yesus dalam kondisi sedang mengajar ketika menyampaikan tentang perumpamaan
ini.
Ketika kita membaca bagian ini, mungkin sebagaian besar anda tidak
menyangka bahwa perumpamaan ini berasal dari 3 bagian perkataan Yesus yang
berbeda-beda. Disini penulis kitab ini ( Lukas ) mencatat dengan baik perkataan
Yesus ini. Dalam injil Matius dan Markus
menuliskan bagian bagian ini dalam kondisi yang lain. Tetapi disini, Yesus
mengatakannya sebagai suatu kesatuan dalam suatu perumpamaan. Ini membuktikan
bahwa Firman Tuhan itu tidak akan berlalu begitu saja, haruslah kita
ingat.Yesus pun telah melakukannya.
Sebagai anak-anak terang, kita harus menjadi saksi. Dalam
perumpamaan sebelumnya, disana diceritakan tentang penabur. Anak-anak terang
haruslah menanam firman Tuhan yang telah diterima mereka. Benih yang ada
haruslah bertumbuh besar agar dapat menjadi dasar yang kuat ketika kita menjadi
saksi Kristus. Lalu, di ayat 16 dikatakan :
16 "Tidak ada orang
yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di
bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua
orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya
Sebuah lampu pasti diletakan di
tempat yang tinggi agar dapat menerangi sekitarnya. Pada masa tersebut, lampu
mereka adalah sebuah pelita. Kata pelita dalam kamus Alkitab[2],
memiliki fungsi yang hampir sama dengan lampu pada masa sekarang ini. Matius
5:15 mendefinisikan pelita berguna untuk menerangi ruangan secara lebih terang[3].
Mungkin kalo dibilang, bentuknya mirip seperti dengan lilin yang memiliki
sumbu. Benda tersebut biasanya ditaruh di atas, atau yang paling kita ketahui
ditaruh di atas kaki dian.
Demikian yang digambarkan Yesus, kita sebagai anak anak terang
seharusnya seperti sebuah pelita yang ditaruh diatas kaki dian. Bukan dibawah
tempat tidur. Fungsi kita akan terlihat lebih jelas, ketika kita berada di
bagian yang lebih luas. Kita bukan hanya berkutat dalam zona nyaman kita,
tetapi mulailah untuk menjangkau orang-orang yang beda dari biasanya. Di dalam
bahasa aslinya, kata meletakan menggunakan pola bentuk orang ke tiga tunggal.
Ini ingin menunjukan, bahwa tugas kita untuk memancarkan terang bukan tugas
sebuah gereja atau kelompok tertentu saja, tetapi tugas setiap kita pribadi
lepas pribadi.
Lalu, apa yang kita pancarkan itu dapat memberikan pengaruh bagi
sekitar kita ? orang Kristen memancarkan terang tersebut haruslah berisi
tentang kebenaran Alkitab. Memancarkan terang dapat terlihat dari tingkah laku
kehidupan kita sehari-hari. Bila kita tadi sudah dikatakan berada di atas kaki
dian, lalu apa yang dilihat orang terhadap kita?? mereka melihat kehidupan tingkah laku kita
sebagai orang Kristen. Ayat 17 membantu kita, bagaimana kita harus bertindak.
“Sebab tidak ada sesuatu
yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia
yang tidak akan diketahui dan diumumkan.”
Menarik apabila kita melihat bagian demi bagian ayat ini. Bila kita
perhatikan, ada sebuah penekanan khusus ketika kita membacannya. Kata tidak ada
sesuatu yang tersembunyi tidak akan dinyatakan. Logikanya, berarti ketika ada
sesuatu yang tersembunyi pasti akan dinyatakan. Kalimat kedua pun demikian.
Tidak ada sesuatu yang rahasia dan tidak akan diumumkan. Berarti apabila ada
sesuatu yang rahasia pasati akan diumumkan. Ini membuktikan bahwa segala
sesuatu akan dituntut berdasarkan kebenarannya. Hidup kita pun pula kelak akan
dituntut untuk menjadi saksi saksi kebenaran di tengah kehidupan yang gelap.
Beberapa waktu yang lalu, terdengar sebuah kabar pembunuhan seorang
pendeta perempuan. Pendeta tersebut melayani di salah satu gereja, dan ia pun
harus menjadi korban pembunuhan. Usut punya usut, ternyata si pelaku merupakan
salah seorang jemaat yang ada disana. Polisi pun melakukan olah TKP dan
mengintrogasi si pelaku. Saat ditanya oleh pihak kepolisian, si pelaku ternyata
memiliki rasa marah tersendiri dengan si korban. Ia merasa tersinggung dengan
perkataan korban. Tetapi tak lama setelah mengatakan hal tersebut, pelaku pun
menambahkan bahwa ada motif lain juga. Ia mengatakan bahwa pelaku terpesona dengan
kecantikan sang pendeta tersebut, dan telah melakukan pemerkosaan terhadap
korban.
Pada saat kejadian, ternyata si korban bersama salah seorang anak
kecil. Anak kecil tersebut bisa lolos dari kejaran si pelaku, tetapi korban
tidak dapat. Saat ditanya oleh polisi, anak tersebut pun membeberkan kisah yang
dialaminya. Anak tersebut mengungkapkan sebenar-benarnya seperti yang dia alami
dan ia lihat.
Bagaimana dengan setiap kita yang ada di sini sekarang. Apakah kita
berani menjadi seorang anak yang dapat menjadi saksi-saksi kebenaran ? apakah
kita mudah terpengaruh, dan malah tidak menjadi terang bagi lingkungan sekitar?
Mulailah dari diri anda sendiri, apakah anda sudah menjadi pelaku-pelaku firman
yang memancarkan terang bagi lingkungan sekitar anda. Pimpinlah hidup anda,
agar menjadi kesaksian yang hidup bagi orang yang melihat anda.
2.
Menjadi teladan ( ayat 18 )
Ketika membaca ayat 18 ini, mungkin kita akan bertanya tanya..
mengapa bisa ada kata mendengar ada disitu. Di awal berbicara mengenai pelita..
ketika melihat sebuah pelita atau cahaya pasti yang berhubungan dengan
pancaindra kita adalah mata. Mata berguna untuk melihat cahaya tersebut. Namun
disini, malah menggunakan kata mendengar. Ketika kita melihat lagi ke bagian
sebelumnya, Yesus berada dalam kondisi sedang mengajar pada waktu itu. Kata
mendengar disini, ditujukan kepada mereka yang saat itu sedang mendengarkan
pengajaran Yesus.
Predikat kata “cara” menunjukan suatu tindakan. Dalam konteks ini,
kita dapat melihat cara untuk mendengar. Berarti sebuah tindakan yang dilakukan
untuk mendengar. Kata mendengar dalam bahasa aslinya memiliki makna orang kedua
jamak. Ini berarti bukan hanya satu orang saja, tetapi semua orang. Semua orang
yang telah mendengar akan pemberitaan Firman Tuhan pada saat itu. Pada saat
ini, kata ini tertuju kepada kita yang telah mendengar dan mengakui akan Firman
Tuhan.
Perkataan Yesus ini pun ternyata pernah digunakan pada konteks yang
berbeda. Matius 25:29 menuliskan perkataan yang sama ini, namun dalam konteks
tenang talenta. Lukas 19 : 26 pun menuliskan perkataan yang serupa, namun dalam
konteks perumpamaan tentang uang mina. Ini cukup menarik, karena di bagian kita
hari ini, perkataan tersebut dituliskan dalam perumpamaan tentang pelita.
Dalam perumpamaan tentang talenta, perkataan itu merupakan inti dari
cerita tersebut. Barang siapa yang diberi talenta harus dikembangkan.
Perumpamaan tersebut ditujukan agar kita dapat mengembangkan apa yang kita
miliki untuk kemuliaan nama Tuhan. Hamba yang malas akan dicampakan kedalam
kedalam kegelapan, disana akan terdapat ratapan dan kertak gigi.
Dalam kitab Lukas 19:26 disana yang menceritakan tentang Uang Mina, disana
dikisahkan tentang beberapa orang yang mendapat kepercayaan untuk mengembangkan
uang mina. Mereka yang berhasil mengembangkannya menjadi sepuluh akan
mendapatkan upah, begitu seterusnya. Disini memiliki kesamaan, bahwa kita harus
mengembangkan apa yang telah diberikan.
Konteks dalam Lukas 8, Yesus memberikan mereka pengajaran yang
dijelaskan pada ayat yang pertama. Disana Yesus mengajarkan kepada mereka, dan
salah satu bentuk pengajarannya adalah perumpamaan tersebut. Jadi, apa yang
harus mereka teladani?? Mereka harus meneladani cara Yesus dalam kehidupan sehari-harinya.
Bagaimana cara kita mendengar pengajaran yang diberikan Yesus kepada kita. Bentuk
pengajaran Yesus dapat kita lihat dalam Alkitab yang setiap hari kita baca dan
renungkan. Dan apabila kita meneladani Yesus dan mengembangkannya seperti
perumpamaan talenta ataupun uang mina, pasti kita akan mendapatkan sebuah
imbalan yang setimpal, yaitu orang-orang percaya yang menjadi yakin kepada
Yesus lewat teladan kehidupan kita.
Dalam
sebuah kelas sekolah minggu, biasanya ada bagian dimana kita harus memimpin
sebuah lagu. Disana kita, sebagai mahasiswa atau laushe yang mengajar harus
memperagakan gerakan selaras dengan lagu yang dinyanyikan. Anak-anak pun harus
mengikutinya. Pelayanan ini pun mengingatkan kita, bagaimana kehidupan kita
merupakan contoh teladan bagi orang lain. Anak-anak melihat kita sebagai laushe
yang mengajarkan gerakan. Orang-orang di luar sana melihat kita sebagai
anak-anak terang yang mengajarkan nilai-nilai kekristenan. Mengajarkan nilai
keKristenan bukan berarti kita menjadi seperti seorang laushe atau guru yang
mengajarkan gerakan di depan, tetapi tingkah laku kehidupan sehari-hari kita
yang dilihat oleh orang-orang sekitar kita. apakah kita sudah memberikan
teladan yang baik, yang sesuai dengan apa yang diajarkan Yesus seperti dalam perumpamaan
tersebut. Bagaimana cara kita mendengar, dan bagaimana tindakan kita apakah
sesuai dengan apa yang dikatakan di dalam Alkitab. Sudahkah kita menjadi
teladan ??
Pada hari ini,
kita telah belajar bagaimana kita menjadi anak-anak terang yang harus
menjalankan fungsi kita. Terang yang
Fungsional.. ada dua cara bagaimana kita menjadi terang yang fungsional,
pertama menjadi saksi bagi lingkungan sekitar yang menyatakan kebenaran
Alkitab, kedua menjadi teladan bagi mereka yag belum percaya. Kiranya Firman
Tuhan dapat kita lakukan dalam kehidupan kita setiap hari. Mari kita berdoa..
Komentar
Posting Komentar