The Miracle of Life
Persekutuan Remaja
Matius 14 : 34-36
Daniel T
Selamat pagi
saudara-saudara dalam Kristus!! Shallom.. Bagaimana kabar semuanya pada pagi
hari ini.. Sungguh sebuah anugrah kita dipersatukan kembali dalam persekutuan
di tempat ini pada pagi hari ini. Mari sebelum kita lebih lanjut membaca dan
merenungkan Firman Tuhan pada pagi hari ini, kita bersama-sama untuk berdoa..
Amin
Mari bersama
kita membuka alkitab kita dari Matius 14 ayat 34-36
Kotbah saya
pagi ini saya beri judul The Miracle of Life. Saudara-saudara yang terkasih
dalam Kristus.. Pernahkah anda melihat film “The Miracle Cell No 7”?? Film yang
berasal dari Korea Selatan ini berkisah tentang seorang pria cacat mental yang
dihukum kurungan penjara, akibat perbuatan orang lain. Pria ini secara hukum
dinyatakan bersalah, seakan akan semua pihak tidak berpihak padanya. Kasus ini
ibarat sebuah fitnah yang kejam, sehingga pria cacat mental tersebut harus
berpisah dengan putrinya yang dia kasihi. Di film ini dikisahkan, bagaimana kondisi
sel yang tidak memungkinkan dia untuk bisa bertemu lagi dengan putri nya.
Namun, teman-teman dalam sel penjarannya membantunya agar bisa bertemu dengan
putri yang dikasihinya.
Singkat
cerita, pria tersebut mendapat suatu keajaiban. Suatu hari tanpa diduga-duga,
si putri kecil tersebut dapat menyelinap masuk ke dalam sel tahannan ayahnya.
Dengan dibumbui oleh drama komedi yang lucu, si putri kecil tersebut dapat
bertemu kembali dengan ayahnya. Keajaiban tersebut pun berlanjut, sehingga kisah
ini pun berakir dengan cerita bapak dan anak tersebut keluar dari sell penjara,
dan masa tahanan si bapak tersebut mendapatkan keringanan. [1]
Dari kisah
tersebut, dapat kita lihat bahwa keajaiban bisa datang kapan saja. Lalu,
bagaimana respon kita sebagai orang percaya? Keajaiban yang kita alami
seharusnya berasal dari Kristus sendiri. Kristus yang telah datang pada kita,
dan tinggal di antara kita. Bacaan kita hari ini pun juga membahas tentang
suatu keajaiban yang dirasakan oleh orang orang Genesaret. Mereka merasakan
keajaiban, hanya dengan menjamah umbai jubah Tuhan Yesus saja. Bagaimana mereka
bisa merasakan keajaiban tersebut ? Apakah kita pun juga bisa merasakannya saat
ini? Setidaknya dari Matius 14:34-36 kita bisa melihat, ada 2 cara yang dapat
kita lakukan untuk merasakan keajaiban yang berasal dari Kristus.
1. Mengenal Kristus
( ayat 35 )
Untuk merasakan keajaiban yang berasal dari Kristus, kita harus
kenal siapakah Kristus itu sendiri. Dalam cerita ini, ketika Yesus sudah sampai
di Genesaret, orang-orang banyak ternyata sudah mengenal Yesus. Apakah ada yang
tau bedannya orang hanya sekedar tau dan mengenal? Saya tau Presiden Indonesia adalah Bapak
Jokowi, tapi saya belum tentu kenal dengan Bapak Jokowi. Apalagi, bapak Jokowi
pasti tentu juga belum kenal saya, karena saya bukan siapa-siapa. Begitu pula
dengan Yesus. Ketika mereka mengenal, mereka itu bukan hanya tau siapa itu
Yesus. Tetapi mereka sudah lebih dari sekedar tau. Kata “dikenal”[2]
dari bahasa aslinya, memiliki makna bahwa bukan hanya sekedar tau, tetapi
mereka mengakui keberadaan orang tersebut. Keberadaan seseorang itu bisa dalam
hal status mereka, kondisi sosial mereka, ataupun bila kita lihat konteks yang
ada, mereka yang sudah mengenal Yesus, berarti mereka sudah mengetahui akan
keberadaan Yesus sebagai Tuhan. Mereka juga mengenal Yesus melalui
pengajaran-pengajaran yang diajarkan.
Ada percakapan dua orang pemuda, sebut saja bunga dan paknga.
Bunga : “ Paknga.. kamu kenak Si Buhar nga ?
Paknga : “ Wah kenal banget ! Terkenal sampai ke kampung sebelah
kan Si Buhar tersebut ?”
Bunga : “ Kamu tau dong pasti Si Buhar itu sifatnya bagaimana ?
Rumahnya gimana ?”
Paknga : “ Hmmm.. katanya sih baik.. Kalo dilihat lihat sih
kelihatannya dia anak orang kaya juga. Katanya rumahnya tingkat 11 lo..
Mobilnya 10 kredit semua.. Hmm.. gatau juga sih” [3]
Dari cerita diatas, yang ingin saya tekankan, ada perbedaan antara
orang mengenal dengan orang yang hanya sekedar tau. Bagaimana agar kita bisa kenal dengan Tuhan
Yesus ? Langkah yang paling sederhana
yang dapat kita lakukan yaitu dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan
setiap hari. Disini apakah kita sudah melakukannya ?
2. Berharap pada
Yesus ( ayat 36 )
Point yang kedua ketika kita sudah mengenal Yesus yaitu kita harus
berharap kepadaNya. Bagian yang kita baca tadi, mereka yang berkumpul disitu
adalah orang-orang sakit semua. Mereka yang sudah tidak ada harapan lagi,
mereka ketika sudah mengenal Yesus, memiliki keyakinan pada Yesus. Mereka
memohon kepada Yesus, asalkan dapat menjamah umbai jubahnya mereka yakin akan
sembuh.
Disini dapat kita lihat, bahwa mereka sungguh-sungguh berharap
pada Yesus. Kita melihat bahwa umbai jubah itu adalah bagian terkecil dari
jubah. Kalo orang bilang, itu hanyalah seujung kecil dari jubah yang
mengelantung ke lantai. Bagaimana mungkin mereka bisa memegang saja lalu
sembuh. Sungguh suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Namun, disinilah letak
bagaimana kita bisa merasakan keajaiban dari Kristus sendiri. Dengan penuh iman
dan pengharapan, mereka berharap di dalam nama Tuhan Yesus.
Orang sakit itu tidak hanya terbatas pada sakit fisik saja pada
saat ini. Bila teman-teman kita terlihat
murung, atau dari kita tidak merasakan sukacita dari surga, bisa dikatakan
mereka sedang sakit secara rohani. Dalam kondisi yang terparah sekalipun,
apabila kita sudah mengenal Kristus dengan benar melalui firmanNya, kita hanya
dapat berharap pada Yesus.
Berbicara mengenai berharap pada Yesus, saya teringat akan satu
pujian.
“ Aku harap pada Yesus, spanjang jalanku”
“ Aku bersandar padaNya, pandu hidupku”
“ Meski angin tofan menderu, langit bermegah”
“ Aku bersandar padaNya, sampai slamanya”
Pujian ini mengingatkan kita, bahwa hanya kepada Yesus sajalah
kita berharap. Di sepanjang jalan dimaksudkan sepanjang kehidupan kita di dunia
ini, baik itu suka ataupun duka. Aku bersandar padaNya, menunjukan bahwa kita
adalah manusia lemah. Kita butuh seseorang yang mau menuntun kita dalam setiap
hari kita. Angin tofan kehidupan sering menerjang kita. Baik itu sakit
penyakit, ataupun kondisi keuangan yang kadang sulit. Hanya kepada Tuhan lah
sampai selama-lamanya kita berharap.
Bagaimana kita berharap pada Yesus? Tindakan yang paling mudah
ketika kita sudah dekat dan mengenalNya adalah dengan berdoa. Berdoa bukan
hanya sekedar kita untuk berharap saja. Tetapi disini iman dan pengenalan kita
terhadap Tuhan sangatlah diuji. Berharap memanglah muda, tetapi kita harus
tetap bersabar kapan Tuhan akan menjawab doa-doa anda tersebut.
Pagi ini,
kita sudah belajar bagaimana carannya merasakan keajaiban dari Tuhan.
Setidaknya ada dua cara bagaimana kita dapat merasakannya, pertama Mengenal
Kristus dan yang kedua Berharap Pada Yesus. Apakah kita sebagai yang katannya
“KRISTEN” sudah mengela KRISTUS dengan baik? Apakah kita Cuma hanya sekedar tau
saja tentang Kristus? Sudahkah Dia menjadi tempat untuk kita terus berharap?
Kedua,pagi
ini kita telah belajar bagaimana seharusnya kita berharap kepada Yesus.
Bagaimana kita sungguh-sungguh untuk berharap dan berserah kepada Tuhan. Apakah
kita sudah melakukannya?
Mari kita
berdoa…
Komentar
Posting Komentar