THE CALL OF GOD
Memahami akan suatu panggilan Tuhan itu terkadang memanglah tidak mudah. Tidak seperti seorang Ibu memanggil anak nya untuk pergi ke warung membeli gula, tapi ini lebih mengarah ke arah kemana kamu akan dibimbing dan menentukan masa depan. Seringkali saya pribadi merasa apakah ini memang merupakan panggilan tersebut untuk menyerahkan diri menjadi murid sekolah teologi, tapi di suatu kesempatan, panggilan tersebut merasuk ke dalam batin saya.
Dibesarkan di lingkungan gereja kecil di kota Lawang, membuat saya tumbuh menjadi seorang yang banyak memiliki pengalaman di berbagai bidang pelayanan. Sejak sekolah minggu, saya terus terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan, seperti paduan suara anak, kolektor persembahan dan sebagainya. Beranjak ke usia remaja, bidang pelayanan itu pun semankin berkembang. Ikut terlibatan dalam berbagai kepengurusan menunjukan bahwa Tuhan memampukan saya untuk melayani dalam bidang yang lebih tinggi, hingga akirnya posisi ketua remaja pada waktu itu pun sempat saya lalui.
Waktu berlalu begitu cepat , hingga angkatan demi angkatan pun terus berganti. Ada yang pergi, ada juga yang datang. Tetapi dari pengamatan saya pribadi, lebih banyak jumlah yang pergi daripada yang datang. Begitulah dengan kondisi gereja, banyak pemuda yang harus pergi ke luar kota untuk melanjutkan study, ada juga jemaat yang pindah dommisili, dll. Dalam kondisi tersebut hingga pada satu titik dikarenakan anggota pemuda tidak terlalu banyak, Tuhan memberikan jabatan sebagai ketua pemuda. Sungguh suatu hal yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Regenerasi komisi pemuda waktu itu memang sempat terhambat, hingga pada suatu kali gereja memutuskan untuk mengganti komsi pemuda tersebut dengan kegiatan kelompok tumbuh bersama. Saya merasa sangat singkat sekali masa jabatan saya kala itu. Dan semenjak waktu itu, saya tidak terlibat lagi dalam kepengurusan komisi apapun di gereja.
Namun Tuhan berkata lain, meskipun tidak terlibat di kepengurusan, namun Tuhan tetap mengijinkan saya untuk melayani. Melalui bakat musik yang saya bisa, memainkan gitar dan piano, saya pun bisa terlibat dalam berbagai komisi di gereja, mulai dari komisi sekolah minggu, remaja, hingga komisi wanita, dan dalam ibadah umum juga. Melalui bakat menulis yang ada, saya pernah dipercaya untuk menjadi sekretaris dalam panitia natal . Kemampuan saya untuk menyetir pun ternyata dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat. Ketika supir mobil gereja berhalangan hadir, saya pun diperbantukan untuk menjemput jemaat agar bisa bersama sama beribadah ke gereja.
Semakin sibuk pelayanan yang ada, dalam hati kecil merasakan bahwa sumber daya manusia akan kebutuhan seorang sosok hamba Tuhan di gereja ini sangatlah kurang. Gembala Sidang kami harus mau tidak mau berjuang sendiri untuk dapat merangkul seluruh komisi yang ada. Dan darisitulah kerinduan untuk diperlengkapi pun muncul. Terkadang, memang dari pihak STT Aletheia memberikan mahasiswa praktik untuk dapat melayani di tempat kami, namun saya merasa hal itu tidak memberi dampak yang signifikan bagi jemaat. Mahasiswa yang diutus mereka hanya melayani selama periode tertentu.
Komentar
Posting Komentar